LPPM

Unusa Targetkan 10 Proposal PPM Dosen Raih Hibah Dikti

Story Highlights
  • Proposal PPM
  • Hibah Dikti

Surabaya – Sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, para dosen di Universitas Nadhatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan pengajaran (KBM), penelitian dan pengembangan hingga pengabdian masyarakat. Tahun ini, para dosen di Unusa hanya eksis di luar kampus (red, ikut program Dikti). Sehingga, ada proposal yang lolos dalam program hibah PPM Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti).

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Unusa, Istas Pramono mengatakan, sudah saatnya dosen Unusa menunjukkan pengabdian masyarakatnya di tingkat nasional dan internasional. ”Selama ini proposal yang diajukan dosen tertuju ke kampus saja, sehingga dana yang didapatkan hanya Rp 1,5 juta. Beda dengan program yang diagendakan dikti, anggarannya bisa capai Rp 60 juta dan penelitian Rp 100 juta lebih,” kata Istas saat acara Sosialisasi dan Optimalisasi Penulisan Proposal Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) di Kafe Fastron Lantai 3 Tower Unusa, Rabu (04/01).

Bukan soal besaran hibah yang didapat, lanjut Istas, namun lebih pada eksistensi dan keberanian bersaing dalam bidang PPM. Pemikiran dan pengabdian para dosen juga lebih luas. ”Sekarang Unusa sedang menata. Saya menarget setidaknya 10 proposal PPM dosen yang bisa diterima Dikti,” jelasnya

Penataan akan dimulai dengan konsep dan pendampingan pembuatan proposal para dosen. Dimana, para dosen akan diarahkan untuk membuat proposal sembari melakukan lobi terhadap lokasi yang akan dijadikan tempat pengabdian maupun penelitian. Lembar persetujuan dari lokasi PPM itu kemudian dijadikan lampiran dalam proposal penelitian. ”Pengalaman kami, banyak proposal ditolak Dikti, karena jadwal penelitiannya sudah dilakukan dulu. Karena belum tentu lokasi maupun judul proposal yang akan diteliti disetujui dikti. Selama ini, cukup banyak dosen yang melakukan PPM dulu dengan uang pribadinya. Kemudian mengirimkan proposal ke dikti dengan harapan cair belakangan. Yang salah ya itu (bikin proposal dulu,red),” tandasnya.

Menurut pria yang pernah mengajar di Maroko tersebut, ditolaknya judul proposal tidak lain karena penelitian itu sudah dilakukan sebelumnya. Atau memang tidak dibutuhkan oleh masyarakat.

Selain mengawal proposal yang diajukan, alumnus doktor Universite Haute Alsace, Prancis itu menambahkan, selain itu pihaknya akan mendampingi proses pengawalan pencairan anggaran. ”Banyak dosen yang belum paham untuk pencairan proposal. Biasanya, pencairan setelah revisi  proposal dilakukan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I Unusa, Kacung Marijan menambahkan, saat ini, Unusa telah melakukan beberapa kerjasama dengan Universitas yang ada di luar negeri, Universitas yang ada di Australia dan Universitas yang ada di Filipina. ”Harapannya dengan kerjasama tersebut, dosen Unusa dapat membuat ide untuk melakukan PPM bersama dosen yang ada di universitas di Australia dan di Filipina. ”Salah satu bentuk konkret, dosen Unusa dapat kerjasama dengan La Trobe University. Kami harap tahun ini dosen Unusa dapat hibah dikti,” harap Kacung. (Humas Unusa)

Related Articles