PEMBERDAYAAN KEMAMPUAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENANGANAN HIPERTERMI PADA ANAK DENGAN METODE NONPHARMAKOLOGI (TEPID SPONGE)
Wesiana Heris Santy, S.Kep.Ns., M.Kep. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya |
Deman jika tidak diatasi dengan tepat dapat berdampak buruk bagi anak yaitu mengakibatkan dehidrasi dan kejang. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada keluarga khususnya ibu meningkatkan pemahaman dan ketrampilan upaya pencegahan hipertermi pada anak dengan metode nonpharmakologi (tepid Sponge). Ibu yang diberi penyuluhan di tiga wilayah berbeda berjumlah 23. Penyuluhan dilakukan dengan mengunjungi keluarga yang mempunyai anak balita dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan media video dan leatflet tentang cara menurunkan hipertermi/demam pada anak dengan metode tepid sponge. Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres meupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh (Ayu, 2015). Ada 2 jenis kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin.
Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani dalam Wardiyah 2016).
Kompres hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat membantu proses evaporasi atau penguapan panas tubuh (Dewi, 2016). Penggunaan Kompres hangat di lipatan ketiak dan lipatan selangkangan selama 10 – 15 menit dengan temperature air 30-32°C, akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan.
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena pada daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah yang besar dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin yang mempunyai banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak (Ayu, 2015).
Tepid sponge merupakan salah satu metode fisik untuk menurunkan demam yang bersifat non farmakoterapi. Tehnik ini dilakukan dengan melakukan kompres air hangat di seluruh badan anak. Suhu air untuk mengompres antara 30-35°C(Setiawati, 2009). Temperatur suhu tubuh yang mencapai 39°C akan mengakibatkan kulit hangat kemerahan dan nyeri kepala. Pemilihan tepid sponge sebagai terapi dapat menurunkan suhu dan mengurangi ansietas yang diakibatkan oleh penyakitnya (Janis, 2010). Tujuan utama dari tepid sponge adalah menurunkan suhu klien khususnya pada anak dengan demam yang suhunya rentang 37,5 – 40,5°C rata-rata 0,97°C selama 60 menit, hal ini didukung oleh penelitian Setiawati (2008) mengungkapkan bahwa rata-rata penurunan suhu tubuh saat mendaatkan kompres hangat dengan tepid sponge adalah 0,97 dalam waktu 60 menit.
Menurut Janis (2010) manfaat dari pemberian tepid sponge adalah menurunkan suhu tubuh yang sedang mengalami demam, memberikan rasa nyaman, mengurangi nyeri dan ansietas yang diakibatkan oleh penyakit yang mendasari demam. Tepid sponge juga sangat bermanfaat pada anak yang memiliki riwayat kejang demam dan penyakit liver (Wilson, 1995). Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 minggu yaitu mulai tanggal 5 – 12 Pebruari 2021. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pre dan post tes menggunakan kuesioner. Dari 23 ibu didapatkan 10 (43%) pengetahuan masih kurang dan setelah diberi penyuluhan tingal 1(0,04%) yang masih kurang dan 22 (95%) ibu mempunyai pengetahuan baik dan sangat baik tentang pemahaman dan ketrampilan upaya pencegahan hipertermi pada anak dengan metode nonpharmakologi (tepid Sponge). Diharapkan pada kegiatan selanjutnya ibu mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh secara mandiri saat anakanya mengalami deman dirumah sehingga tidak sampai terjadi komplikasi yang tidak diharapkan.