MENUJU ADAPTASI KEBIASAAN BARU (AKB)
![](/wp-content/uploads/2021/12/image-13.png)
Rusdianingseh, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom, Nety Mawarda Hatmanti, S.Kep., Ns., M.Kep dan dr. Andi Roesbiantoro, Sp. THT-KL
UNiversitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Siap Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Pandemi Covid-19 Bersama Laskar Gertak Kita Kebonsari Surabaya”. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada bulan September 2021. Laskar Gertak Kita (Gerakan Serentak Kesehatan Ibu dan Balita) merupakan kader kesehatan yang dibentuk oleh Prodi S1 keperawatan dan Profesi Ners FKK Surabaya pada tahun 2018. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader tersebut, pengabdian masyarkat rutin dilakukan.
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) merupakan tindakan menerapkan tatanan hidup baru yang diperlukan untuk menjaga produktivitas dan efektifitas selama masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan perilaku pencegahan penularan atau protokol kesehatan COVID-19. AKB yang sering diterapkan adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat adalah suatu kesadaran individu dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan menjaga dan menerapkan kebiasaan perilaku hidup sehat tersebut.
Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2020, ada beberapa hal yang harus diterapkan dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini, yaitu wajib pakai masker, sering cuci tangan pakai sabun, sedia hand sanitizer, makan makanan bergizi seimbang, rajin olah raga, tidak bersalaman tangan, gunakan uang eletronik dan setibanya di rumah langsung cuci tangan. Tindakan-tindakan tersebut bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Wajib memakai masker terutama saat keluar rumah, karena mungkin kita tidak tahu bahwa kita sedang membawa virus yang dapat menular ke orang lain, atau sebaliknya orang lain di luar sana yang membawa virus. Sehingga dengan menggunakan masker, kita dan orang lain dapat menghindari penularan penyakit dari virus. Namun perlu dipastikan bahwa penggunaan masker harus tepat dan benar yaitu menutupi hidung, mulut dan dagu.
Sering cuci tangan dengan sabun harus kita lakukan terutama setibanya dari luar rumah atau setelah menyentuh barang apapun. Kita bisa menggunakan hand sanitizer sebagai alternatif jika tidak ada sabun saat kita berada di luar rumah. Tangan sering digunakan untuk memegang benda-benda yang kita tidak tahu kebersihannya, sehingga tangan menjadi sangat ampuh menjadi media berpindahnya kuman-kuman penyakit.
Makan makanan bergizi seimbang bertujuan untuk meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh yang sangat diperlukan untuk menghindari masuknya penyakit. Memasak sendiri adalah salah satu pilihan higienis untuk memnuhi gizi seimbang karena gizi seimbang merupakan fondasi untuk mencetak generasi tangguh dan sehat,
Rajin olah raga selama pandemi covid-19 adalah hal yang penting. Olah raga atau aktifitas fisik pada intensitas dan durasi sedang dapat mendukung respon imun dan meningkatkan daya taha tubuh terhadap penyakit, juga dapat mencegah gangguan mental pada masa pandemi di mana kita lebih sering di dalam rumah. Daya tahan tubuh yang kuat merupakan benteng pertahanan dalam menhadapi virus covid-19.
Hindari bersalaman atau berjabat tangan dengan orang lain. Bersalaman ini sebenarnya sudah menjadi kebiasaan yang sering kita lakukan selama ini, namun saat pandemi ini harus benar-benar kita hindari. Banyak virus penyakit yang bisa ditularkan melalui jabatan tangan. Jika setalah itu kita menyentuh mata, hidung dan sebagainya, maka kemungkinan virus bisa masuk ke tubuh dan menyebabkan sakit.
Adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang kita terapkan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ini harus dilakukan di semua tatanan kehidupan antara lain PHBS Tatanan Rumah Tangga, PHBS, PHBS Tatanan Institusi Pendidkan, PHBS Tatanan Tempat kerja, PHBS Tatanan Tempat Umum dan PHBS Tatanan Fasilitas Kesehatan. Tujuan dari semua PHBS tersebut adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan memutus rantai penyebaran covid-19 di masa pandemi ini.
Sasaran PHBS di masa adaptasi kebiasaan baru ini terbagi pada sasaran primer, sekunder dan tersier. Sasaran primer merupakan sasaran langsung yaitu individu, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan yang menerapkan PHBS. Sasaran sekunder merupakan sasaran yang mempunyai pengaruh terhadap sasaran primer misalnya tokoh masyarakat, pemuka agama dal sebagainya yang dapat menjadi panutan (Role model) dalam menjalankan PHBS. Sasaran tersier merupakan orang-orang yang berada pada posisi formal dalam pengambilan keputusan, kebijakan/ peraturan dan dapat memberikan dukungan dalam pembinaan serta pelaksanaan PHBS.
Implementasi kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa pendidikan kesehatan dan demonstrasi kader dalam menyampaikan promosi kesehatan. Berdasar hasil evaluasi, terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan laskar Gertak Kita terkait perilaku menuju adaptasi Kebiasaan Baru.