Gerakan Sadar Lingkungan untuk mengurangi Dampak Lingkungan terhadap Kesehatan di PP. Al Fitrah As Salafiyah Surabaya

dr. Bambang Edi Suwito, dr., M.Si
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Kalimat “Annadhafatu Minal Iman” yang berarti “kebersihan adalah sebagian daripada iman” menjadi kalimat yang sering kita dengar, terutama dalam mewujudkan Gerakan kebersihan. Kebersihan sendiri tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama islam yang senantiasa menjunjung tinggi kebersihan disetiap kegiatan keagamaan. Dalam perspektif Islam, kebersihan memiliki peran penting. Umat muslim diajarkan untuk menjaga kebersihan diri, lingkungan sekitar, serta menjaga tata cara beribadah yang bersih dan suci. Ajaran tentang wudhu (bersuci sebelum ibadah), ghusl (mandi besar), dan menjaga kebersihan pakaian dan tempat tinggal merupakan contoh konkret bagaimana ajaran agama Islam mengajarkan pentingnya kebersihan sebagai bagian dari ibadah. Islam telah lama mengenal kebersihan dan senantiasa menjunjung tinggi kebersihan dalam segala hal. Maka dari itu perlu dan wajib hukumnya bagi umat muslim dalam menjaga kebersihan.
Dalam pondok pesantren, kebersihan sering dianggap sebagai bagian integral dari iman dan praktik keagamaan. Konsep ini dipahami sebagai nilai yang kuat dalam ajaran agama dan disosialisasikan dalam lingkungan pesantren untuk membentuk karakter santri. Kebersihan dipercaya menjadi cerminan dari kebersihan hati dan spiritualitas, serta menjadi bagian dari pengabdian kepada Tuhan. Dalam bidang ilmu kesehatan, pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit dan kondisi kesehatan menjadi esensial. Model “Agent-Host-Environment” adalah sebuah konsep yang telah membantu mengurai kerumitan interaksi antara berbagai komponen yang berperan dalam pembentukan risiko kesehatan. Model ini telah menjadi landasan penting dalam analisis penyakit dan pencegahan, mengidentifikasi peran yang dimainkan oleh tiga komponen kunci: agent (penyebab), host (pejamu), dan environment (lingkungan). Dalam lingkup model ini, host merujuk pada individu yang mungkin terpapar atau rentan terhadap suatu penyakit atau kondisi. Dengan menggunakan pendekatan model “Agent-Host-Environment”, maka penting dalam menggerakan kebersihan yang termasuk dalam faktor environment, sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit akibat agent oportunistik yang muncul akibat lingkungan yang tidak bersih, sehingga host atau santri dapat terhindar dari resiko kesehatan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Salah satu program pengabdian masyarakat yang diusung oleh Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dalam membentuk Gerakan sadar lingkungan adalah kegiatan penyuluhan pentingnya menjaga kebersihan untuk mengurangi dampak lingkungan terhadap kesehatan. Kegiatan dengan tema kebersihan lingkungan dan kesehatan ini dilakukan di Pondok Pesantren As. Salafiyah Al Fitrah Surabaya dan memiliki fokus terhadap upaya membentuk karakter cinta bersih yang diharapkan dapat menggerakan hati para santri dalam senantiasa menjaga kebersihan dimanapun dan kapanpun. Santri dan santriwati jadi memahami apa dampak sampah kecil yang dibiarkan, hingga menjadi tumpukan sampah dapat menjadi tempat tinggal berbagai organisme bakteri dan parasite yang dapat mengancam kesehatan santri. Gerakan kebersihan yang diinisasi oleh UNUSA ini juga berhasil mengangkat kader kebersihan yang bertugas mengingatkan pentingnya kebersihan bagi kesehatan santri. Progam ini juga diharapkan dapat meningkatkan derajat kualitas kesehatan para santri dan pengurus pondok pesantren, sehingga turut serta meningkatkan prestasi seluruh santri.