Manfaat Membaca Solawat Nabi Dapat Menurunkan Stres Lansia
Siti Maimunah.S.Ag.,M.Pd.I
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Salah satu fenomena yang pasti akan dialami dan dirasakan oleh setiap manusia adalah stres. Pengertian stres sendiri berbeda beda dilihat dari tiap tiap individu yang mendefinisikan stres. Para psikolog juga mendefinisikan stres dalam berbagai bentuk yaitu stres itu bisa terlihat mengagumkan dan juga dapat berakibat fatal tergantung dengan penderita yang mengalaminya.
Stress dalam ilmu psikologi memiliki pengertian perasaan tertekan dan ketegangan mental. Tingkat stress dibagi menjadi dua yaitu tingkat stress rendah dan tingkat stress yang tinggi. Dari keduanya memiliki dampak yang berbeda, seperti stress tingkat rendah yang mungkin diinginkan, bisa bermanfaat, bahkan menyehatkan. Pada stress tingkat rendah terdapat stress yang dapat menimbulkan kepositifan seperti meningkatnya fasilitasi kinerja seseorang. Pada stress positif ini merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan motivasi, adaptasi dan bahkan melakukan reaksi terhadap lingkungan sekitar. Berbeda dengan stress tingkat rendah, stress tingkat tinggi ini dapat menimbulkan masalah psikologis, biologis, sosial, bahkan dapat menimbulkan bahaya yang serius bagi seseorang (Nur & Mugi, 2021).
Lingkungan perkotaan dihadapkan pada berbagai tantangan dan tekanan yang dapat berkontribusi terhadap tingkat stres yang tinggi pada masyarakat. Pola hidup yang padat, persaingan ekonomi, tuntutan pekerjaan yang tinggi, dan kerumunan manusia di perkotaan adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres yang kronis dan berdampak negatif pada kesejahteraan mental. Stres yang berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan resiko gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Oleh karena itu, penting untuk mencari strategi yang efektif dalam mengatasi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental masyarakat perkotaan (Nur & Mugi, 2021).
Dalam mengatasi kondisi tersebut masyarakat biasanya melakukan berbagai upaya seperti melakukan konsultasi dengan para ahli seperti psikolog, dokter, dan psikiater. Selain melakukan upaya konsultasi dengan para ahli masyarakat juga melakukan dengan teknik religius salah satunya seperti mendengarkan bacaan AlQur’an, terapi sholawat (Pembacaan Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW), dan dzikir sebagai cara alternatif masyarakat dalam mengurangi tingkat kestresan dan mendapatkan kestabilitasan dan ketenangan pada diri mereka. Sesuai dengan firman Allah SWT Pada Surat Al-Imran ayat 31 yang berbunyi :
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dilihat dari World Health Organization (Hawari, 2011) yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya. Pada tahun 1947, WHO memberikan batasan sehat hanya dari 3 aspek, yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologik), sehat dalam arti mental (psikologi/ psikiatri) dan sehat dalam arti sosial.
Pada tahun 1984 batasan tersebut sudah ditambah dengan aspek agama (spiritual), yang oleh American Psychiatric Association dikenal dengan rumusan “bio psycho-socio-spiritual”. Dipandang dari sudut kesehatan jiwa, doa, dzikir dan sholawat mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam. Terapi psikoreligius tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan psikoterapi psikiatri karena dalam psikoterapeutik mengandung kekuatan spiritual atau kerohanian yang membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme. Dua hal ini yang menjadi dasar bagi penyembuhan suatu penyakit disamping obat-obatan dan tindakan medis lainnya.
Kegiatan kegiatan keagamaan yang sering dilakukan oleh masyarakat salah satunya seperti pembacaan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW yang tentunya bertujuan mengharap mendapatkan suatu kebaikan kepada Allah SWT. Ketika melakukan pembacaan sholawat di waktu yang tenang akan ada perubahan yang mempengaruhi tubuh kita. Triantoro (2012) dalam bukunya yang berjudul “manajemen emosi” menjelaskan bahwa mekanisme tubuh yang bisa dijelaskan ketika seseorang mengucapkan shalawat dengan konsentrasi maka akan terjadi interpretasi limbic system dari pengaruh keadaan meditative tersebut, sehingga hal tersebut akan berpengaruh pada hipotalamus (bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nucleus),selanjutnya hipotalamus akan mempengaruhi sistem saraf otonom, kemudian sistem saraf parasimpatis sehingga mengakibatkan penurunan detak jantung, kemudian terjadilah vasokonstriksi pada arteri, hal tersebut menimbulkan penurunan tekanan darah,sehingga dapat menciptakan keadaan yang tenang dan rileks pada tubuh. Dengan demikian ketika seseorang melakukan shalawat yang dilakukan dengan konsentrasi dan kekhusyukan hal tersebut akan mempengaruhi pada sistem saraf yang ada di otak kita, dan menjadikan keadaan tubuh menjadi tenang dan rileks.
Masyarakat akan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya dan akan bisa melakukan kontrol diri atau pengendalian emosi dalam hidupnya. (Triantoro Safaria Nofrans Eka Saputra, 2012). Selain itu pengulangan dalam pembacaan sholawat sangat diperlukan karena akan melatih fungsi otak menjadi lebih kuat dan sehat. Manfaat dari pengulangan pembacaan sholawat juga diperlukan dalam pengeluaran emosi negatif pada seseorang. Sehingga sholawat dapat menyelaraskan emosi negatif pada seseorang. Shalawat memiliki banyak variasi dari sholawat dengan pelafalan yang pendek sampai dengan sholawat yang panjang. Hal tersebut merupakan ucapan terimakasih kepada Rasulullah SAW. Sholawat juga memiliki keutamaan yang sangat hebat yaitu dapat membuat seseorang menjadi optimis dalam melakukan kebaikan
Selain itu pengulangan dalam pembacaan sholawat sangat diperlukan karena akan melatih fungsi otak menjadi lebih kuat dan sehat. Manfaat dari pengulangan pembacaan sholawat juga diperlukan dalam pengeluaran emosi negatif pada seseorang. Sehingga sholawat dapat menyelaraskan emosi negatif pada seseorang. Shalawat memiliki banyak variasi dari sholawat dengan pelafalan yang pendek sampai dengan sholawat yang panjang. Hal tersebut merupakan ucapan terimakasih kepada Rasulullah SAW. Sholawat juga memiliki keutamaan yang sangat hebat yaitu dapat membuat seseorang menjadi optimis dalam melakukan kebaikan (Rima Olivia, 2012)
Beberapa penelitian sebelumnya telah menyelidiki hubungan antara praktik keagamaan dan kesejahteraan mental, termasuk dalam konteks mengatasi stres pada masyarakat perkotaan. Dalam literatur yang ada, terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa terapi sholawat, sebagai salah satu praktik keagamaan Islam, memiliki potensi untuk mengurangi tingkat stres pada individu. Sebagai contoh, penelitian oleh Wisnu Khoir. (2022) melakukan survei terhadap masyarakat perkotaan dan menemukan bahwa partisipasi dalam kegiatan keagamaan, termasuk terapi sholawat, terkait dengan tingkat stres yang lebih rendah dan kesejahteraan mental yang lebih baik. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan positif antara praktik keagamaan dan pengurangan stres. Selain itu, penelitian oleh Beberapa penelitian sebelumnya telah menyelidiki hubungan antara praktik keagamaan dan kesejahteraan mental, termasuk dalam konteks mengatasi stres pada masyarakat perkotaan. Dalam literatur yang ada, terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa terapi sholawat, sebagai salah satu praktik keagamaan Islam, memiliki potensi untuk mengurangi tingkat stres pada individu. Sebagai contoh, penelitian oleh Wisnu Khoir. (2022) melakukan survei terhadap masyarakat perkotaan dan menemukan bahwa partisipasi dalam kegiatan keagamaan, termasuk terapi sholawat, terkait dengan tingkat stres yang lebih rendah dan kesejahteraan mental yang lebih baik. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan positif antara praktik keagamaan dan pengurangan stres. Selain itu, penelitian oleh Terapi sholawat sendiri merupakan praktik yang telah diakui memiliki efek relaksasi dan pengurangan stres. Sholawat adalah doa yang diucapkan untuk memuliakan Nabi Muhammad SAW, dan ketika dilakukan dengan khusyuk, dapat membantu individu merasa lebih tenang dan fokus. Namun, belum ada penelitian mendalam yang mengeksplorasi sejauh mana terapi sholawat dapat membantu dalam mengatasi stres di masyarakat perkotaan Surabaya
Menurut Mustofa (1996), Sholawat merupakan doa yang berasal dari kata jamak “sholat”. Ini merujuk pada anugerah rahmat dan kebaikan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya. Sholawat pada umumnya dilakukan oleh seorang hamba sebagai bentuk ibadah dan doa kepada Allah. Ketika Allah memberikan sholawat kepada hambanya, itu menandakan Allah melimpahkan kebaikan kepada mereka. Ada dua jenis sholawat yang dapat diberikan kepada seorang hamba, yaitu sholawat umum dan khusus. Sholawat umum adalah ketika Allah memberikan sholawat kepada hamba yang beriman dan beramal sholeh. Sedangkan sholawat khusus adalah ketika Allah memberikan sholawat-Nya kepada Rasul, para Nabi, dan terutama kepada Nabi Muhammad SAW.
Menurut Suryani, shalawat adalah bentuk jamak dari kata “shalat” yang memiliki makna doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Ini juga merupakan cara untuk berdoa, baik untuk diri sendiri, orang lain, maupun kepentingan bersama. Shalawat yang dianggap sebagai ibadah adalah ekspresi dari ketundukan seorang hamba kepada Allah dan harapannya akan pahala dari-Nya, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Shalawat juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW, serta untuk memahami sunnah-sunnah beliau agar seseorang dapat mengamalkan ajaran tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Terapi Sholawat adalah praktik penggunaan sholawat sebagai bentuk terapi atau penyembuhan spiritual dalam agama Islam. Sholawat merujuk pada doa dan pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Terapi Sholawat melibatkan pembacaan, mendengarkan, atau menyanyikan sholawat sebagai cara untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan keselarasan dengan Tuhan. Rujukan dalam Islam terkait dengan penggunaan shalawat sebagai terapi dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Al-Qur’an mencatat bahwa Allah SWT dan para malaikat- Nya mengirimkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW (Surah Al-Ahzab, ayat 56). Dalam Hadis, terdapat banyak riwayat yang merujuk pada keutamaan dan manfaat dari membaca sholawat. Misalnya, dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, Allah akan mengirimkan shalawat kepadanya sepuluh kali, serta menghapuskan sepuluh kesalahan, dan meninggikan derajatnya sepuluh tingkat” (Arsyad, 2017). Banyak ulama dan tokoh spiritual Islam mendukung Terapi Sholawat, menganggapnya sebagai cara untuk memperkuat ikatan dengan Tuhan, menyembuhkan penyakit hati, dan mencapai ketenangan batin. Namun, penting untuk diingat bahwa terapi Sholawat bukanlah pengganti pengobatan medis atau terapi psikologis yang direkomendasikan oleh para profesional kesehatan. Meskipun dapat menjadi dukungan spiritual tambahan dalam proses penyembuhan, Terapi Sholawat tidak boleh diandalkan sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi masalah kesehatan mental atau fisik (Khoir, 2007).
Banyak sekali macam macam sholawat, yang mana macam macam sholawat tersebut dapat diamalkan sesuai dengan hajat atau kebutuhan dari masing masing individu. Adapun Imam Syafi’i r.a menyatakan bahwa shalawat yang dianggap paling shahih sanadnya adalah sebagai berikut :
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Artinya : “Semoga Allah SWT mencurahkan shalawat kepada Nabi Muhammad”
Berdasarkan pernyataan atau definisi diatas dapat disimpulkan bahwasannya terapi sholawat adalah sebuat terapi yang dilakukan dengan cara bershalawat atas Nabi Muhammad SAW yang mana akan membantu dalam mengatasi permasalahan permasalahan yang sedang dihadapi. Dan terapi sholawat ini biasanya dilakukan oleh orang yang berkompeten di dalamnya. Dan biasanya sholawat yang digunakan atau dibaca adalah sholawat sholawat yang lumrah dan banyak orang mengetahuinya.