DOSEN MENGABDI

Pentingnya Edukasi Kesehatan Reproduksi bagi Santriwati di Pondok Pesantren KHA. Wahid Hasyim

dr. M. Nasir, Sp.OG (K)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Kasus kehamilan remaja di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, masih menjadi perhatian serius. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2023, terdapat lebih dari 300 ribu permohonan dispensasi perkawinan untuk perempuan usia 10-19 tahun. Angka ini menunjukkan tingginya kehamilan remaja di wilayah tersebut. Permasalahan ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sosial, tetapi juga kurangnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi, terutama di kalangan remaja perempuan.

Di Pondok Pesantren Putri KHA. Wahid Hasyim, Bangil, Pasuruan, masalah ini menjadi perhatian penting. Pondok ini telah berupaya memberikan pendidikan berbasis Islam dan pengetahuan modern kepada para santriwatinya. Namun, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan santriwati menjadi tantangan. Banyak dari mereka mengalami gangguan menstruasi dan kurang memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, yang dapat berdampak pada kesiapan mereka menghadapi masa depan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) mengadakan program penyuluhan kesehatan reproduksi bagi santriwati Pondok Pesantren Putri KHA. Wahid Hasyim. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman santriwati tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan mempersiapkan diri untuk kehamilan yang sehat di masa depan, sesuai dengan ajaran Islam.

Penyuluhan tersebut menggunakan metode ceramah interaktif yang dipadukan dengan media visual, seperti slide presentasi, untuk memudahkan pemahaman peserta. Sebelum dan setelah penyuluhan, dilakukan tes untuk mengukur tingkat pemahaman santriwati. Hasil pre-test menunjukkan bahwa hanya 10% peserta memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi, sementara 47,5% lainnya masih kurang paham. Namun, setelah penyuluhan, hasil post-test menunjukkan peningkatan yang signifikan, di mana 67,5% peserta memiliki pemahaman yang baik.

Hasil penyuluhan ini menunjukkan bahwa edukasi yang tepat dapat meningkatkan pemahaman santriwati tentang kesehatan reproduksi. Islam sendiri sangat memperhatikan kesehatan reproduksi wanita, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadis. Oleh karena itu, penting bagi pesantren dan institusi pendidikan lainnya untuk terus memberikan edukasi kesehatan reproduksi, guna melahirkan generasi yang sehat dan kuat, sesuai dengan ajaran Islam.

Penyuluhan di Pondok Pesantren KHA. Wahid Hasyim adalah langkah positif dalam membekali santriwati dengan pengetahuan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan reproduksi mereka, sekaligus mencegah kehamilan di usia muda. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan Islam lainnya untuk mengadopsi pendekatan serupa.

Fina Amru Millati, S.Kom

Staff Pengabdian kepada Masyarakat, KKN, Kerjasama dan Keuangan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *