Makanan Baik dan Buruk untuk Penderita Psoriasis: Tim Pengabdian Masyarakat FK UNUSA Berikan Penyuluhan di Pondok Pesantren Al-Hikam Bangkalan Madura

dr. Retna Gumilang, M.Biomed
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Bangkalan, Madura – Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup para pengidap psoriasis, sebuah penyuluhan mengenai pola makan sehat khusus penderita psoriasis digelar di Pondok Pesantren Al-Hikam Bangkalan, Madura. Kegiatan yang diketuai oleh dr. Retna Gumilang, M.Biomed ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang hubungan antara pola makan dengan kondisi kulit kronis tersebut.
Psoriasis, penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya bercak merah bersisik, seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup dan pola makan. Dalam penyuluhan ini, dr. Retna menjelaskan bahwa meskipun tidak ada makanan yang secara langsung dapat menyembuhkan psoriasis, namun diet yang tepat dapat membantu mengurangi keparahan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
“Makanan yang kita konsumsi setiap hari memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh, termasuk bagi penderita psoriasis,” ujar dr. Retna saat membuka acara. “Dengan memilih makanan yang tepat, kita dapat membantu tubuh melawan peradangan yang menjadi salah satu penyebab utama timbulnya psoriasis.”
Beberapa jenis makanan yang disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita psoriasis antara lain:
- Sayuran dan buah-buahan: Kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang membantu mengurangi peradangan.
- Biji-bijian: Sumber serat yang baik untuk kesehatan pencernaan dan dapat membantu menjaga berat badan ideal.
- Ikan berlemak: Mengandung asam lemak omega-3 yang memiliki sifat anti-inflamasi.
- Protein tanpa lemak: Daging ayam tanpa kulit, ikan, telur, dan kacang-kacangan merupakan sumber protein yang baik.
Sebaliknya, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari atau dibatasi konsumsinya oleh penderita psoriasis, yaitu:
- Makanan olahan: Mengandung banyak zat aditif, pengawet, dan lemak trans yang dapat memperparah peradangan.
- Makanan cepat saji: Tinggi lemak jenuh dan kolesterol yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan memperburuk psoriasis.
- Makanan manis: Dapat memicu peradangan dan meningkatkan kadar gula darah.
- Alkohol: Dapat memperburuk gejala psoriasis dan mengganggu efektivitas pengobatan.
dr. Retna juga menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengubah pola makan. “Setiap individu memiliki kondisi yang berbeda, sehingga program diet yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing,” jelasnya. Selain penyuluhan mengenai pola makan, peserta juga diberikan informasi mengenai pentingnya menjaga berat badan ideal, mengelola stres, dan rutin berolahraga. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak Pondok Pesantren Al-Hikam Bangkalan, Madura.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang memperhatikan kesehatan pribadi terutama para penderita psoriasis yang dapat mengelola penyakitnya dengan baik dan menjalani kehidupan yang lebih berkualitas.