Pentingnya Menerapkan Pola Hidup Sehat Agar Terhindar dari Penyakit Asam Urat

dr. choirotussanijjah, M.Si
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Bangkalan, 19 Mei 2024 – Gouty arthritis, salah satu bentuk arthritis inflamasi kronis yang paling umum, kerap menjadi masalah kesehatan yang dapat berdampak serius jika tidak dikelola dengan baik. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urat di jaringan akibat tingginya kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia. Pola makan yang tidak sehat, konsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, makanan laut, serta gaya hidup tidak aktif merupakan faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi ini.
Mengatasi permasalahan ini, tim pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya mengadakan kegiatan penyuluhan bertema “Diet Seimbang dalam Pencegahan Komplikasi Gouty Arthritis” di Pondok Pesantren Al Hikam, Bangkalan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para santri dan penghuni pondok pesantren tentang pentingnya pola makan seimbang dan gaya hidup sehat dalam mencegah komplikasi gouty arthritis atau biasa dikenal sebagai penyakit asam urat.
Penyakit ini juga menimbulkan gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti nyeri pada persendian, bengkak pada persendian, kemerahan pada sendi dan muncul benjolan pada sendi. Tentunya hal ini harus di imbangi dengan pola makan yang baik. Konsumsi karbohidrat sebanyak 60% dengan jenis makanan yang dimaksud yaitu nasi, jagung, kentang, gandum, ubi dan sebagainya. Kadar lemak yang dikonsumsi sebanyak 20% terdiri dari kelapa, kacang, coklat, alpukat dan sebagainya. Dan yang terakhir konsumsi makanan kaya akan protein sebanyak 20% dapat berupa daging, ikan, telur, ayam, susu dan sebagainya. Ketika jenis makanan yang dikonsumsi seimbang maka pola hidup sehat akan mudah tercapai.
Dalam penyuluhan ini, para peserta diberikan pemahaman mengenai bahaya konsumsi makanan tinggi purin dan pentingnya memilih makanan yang lebih ramah terhadap kadar asam urat. Selain itu, disampaikan pula pentingnya menjaga hidrasi yang cukup dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari, menurunkan berat badan jika diperlukan, serta mengelola gaya hidup aktif sebagai langkah pencegahan.
Kegiatan ini diisi dengan metode penyuluhan yang interaktif, meliputi sesi tanya jawab dan diskusi. Sebelum dan sesudah penyuluhan, dilakukan pre-test dan post-test untuk menilai peningkatan pengetahuan peserta mengenai materi yang disampaikan. Hasil tes menunjukkan peningkatan yang signifikan, menandakan bahwa materi penyuluhan telah disampaikan secara efektif dan mudah dipahami oleh para peserta.
Peserta aktif dalam sesi diskusi, menunjukkan antusiasme mereka untuk memahami lebih dalam tentang pola makan sehat dan pencegahan gouty arthritis. Salah satu peserta menyatakan, “Kami jadi lebih paham tentang makanan yang harus dihindari dan cara menjaga pola makan yang sehat. Ini sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari di pondok.”
Dengan luaran utama berupa peningkatan pengetahuan tentang pencegahan komplikasi gouty arthritis, kegiatan ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku dan gaya hidup sehat di kalangan santri. Ke depannya, diharapkan pola makan yang lebih seimbang dan pengelolaan faktor risiko seperti penurunan berat badan serta hidrasi yang cukup dapat diterapkan sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit ini di lingkungan pondok pesantren.