DOSEN MENGABDI

Capacity Building untuk Optimalisasi Tata Kelola Poskestren di Pondok Pesantren Burhanul Hidayah

Satriya Wijaya, S.KM., M.Kes
Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Pondok Pesantren Burhanul Hidayah didirikan pada awal tahun 1997 di desa Jenggot Krembung Sidoarjo di bawah asuhan Romo KH. Sunhaji AS, S.Pd, M.Pd. Pada tahun 2024 Pesantren ini memiliki sekitar 700 siswa, dengan sebagian besar tinggal di pesantren (mukim) sekitar 380 orang.

Pada pesantren ini, terdapat Poskestren dengan nakes yang menjaga, yaitu seorang bidan. Setiap Minggu Pagi, dilakukan kegiatan Kerja Bakti Ro’an, di mana seluruh anggota pondok pesantren turut serta dalam kegiatan membersihkan lingkungan. Selain itu, struktur Kepengurusan Pondok meliputi berbagai bidang, seperti pengurus inti (ketua, sekretaris, bendahara), keamanan, kegiatan, pendidikan, jamaah, makan dan kesehatan, kebersihan, ta’mir, serta sarana prasarana.
Hasil pengamatan telah dilakukan di Pondok Pesantren Burhanul Hidayah menemukan beberapa fakta sebagai berikut:

  1. Poskestren tidak setiap hari dan setiap jam terbuka → jika bidan penjaga sedang dinas tidak dibuka
  2. Tenaga kader (santri husada) hanya berjumlah 10 orang yang melayani seluruh santri yang berjumlah sekitar 380 orang.
  3. Santri husada sebagian besar belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni dalam layanan kesehatan dasar kepada santri dan warga sekitar.
  4. Kondisi sarana prasarana Poskestren masih minin

Dari beberapa kondisi yang tidak ideal diatas, tim pengmas fokus ingin membangun dan meningkatkan kapasitas santri untuk optimalisasi fungsi poskestren di lingkup pondok pesantren burhanul hidayah. Dalam hal ini, Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) memegang peranan strategis sebagai pusat layanan kesehatan bagi santri, pengasuh, dan warga sekitar.

Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara bersosialisasi kepada seluruh sasaran selama beberapa bulan. Langkah-langkah pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dijelaskan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi permasalahan serta pengetahuan dan keterampilan santri/warga pesantren mengenai layanan kesehatan dasar serta pengetahuan dan skill santri/warga pesantren dalam hal manajemen dan operasional Poskestren.
  2. Melakukan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan santri dengan cara sebagai berikut :
    a. Melakukan pelatihan mengenai layanan kesehatan dasar
    b. Melakukan pelatihan mengenai manajemen Poskestren

Sebelum dilakukan pemberian pelatihan tentang layanan kesehatan dasar, tim pengmas memberikan Pre Test kepada audiens para santri, kemudian setelah itu diberikan materi pelatihan. Kemudian pemberian Post Test dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman para santri tentang:

  1. Beberapa macam penyakit menular
  2. Gejala khas penyakit DBD
  3. Cara pencegahan DBD
  4. Penyebab utama penyakit influenza

Untuk pelatihan manajemen poskestren, sebelum dilakukan pemberian pelatihan, tim pengmas memberikan pre test kepada audiens para santri, setelah itu diberikan materi pelatihan. Kemudian pemberian post test dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman para santri tentang:

  1. Apa kegiatan rutin yang dilakukan poskestren tiap bulan
  2. Tugas-tugas kader santri husada dalam tata kelola poskestren
  3. Beberapa bagian penting dari sistem pendukung poskestren
  4. Hal-hal apa yang dilakukan saat mengelola alat dan fasilitas poskestren
  5. Contoh penggunaan teknologi dalam layanan kesehatan poskestren.

Hasil akhir dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk dapat terbangunnya rasa kepedulian santri secara individu, serta kader santri husada dapat melakukan upaya layanan kesehatan dasar dan melaksanakan manajemen pesantren dengan baik.

Fina Amru Millati, S.Kom

Staff Pengabdian kepada Masyarakat, KKN, Kerjasama dan Keuangan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *