Dosen FK Unusa Berikan Edukasi Deteksi Dini Gejala Apendisitis atau Radang Usus Buntu kepada Warga Imigran
Dayu Satriya Wibawa, dr., Sp.B
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Apendisitis adalah suatu penyakit yang diakibatkan karena peradangan usus buntu. Komplikasi yang dapat terjadi jika apendisitis tidak segera dilakukan tindakan adalah pecahnya apendisitis. Hal ini sering menyebabkan terjadinya infeksi sekunder hingga peritonitis. Peritonitis sendiri adalah peradangan pada peritoneum, yaitu selaput yang melapisi dinding perut bagian dalam dan organ-organ di dalamnya yang dapat mengancam nyawa pasien.
“Mungkin beberapa pasien atau keluarga pasien mengira bahwa penyakit usus buntu atau bahasa medisnya apendisitis adalah ususnya buntu (ususnya mengalami sumbatan), padahal bukan itu yang dimaksud. Jadi, sebenarnya adalah secara normal setiap manusia mempunyai organ yang namanya usus buntu. Sedangkan pada penyakit apendisitis, organ usus buntunya ini mengalami inflamasi/peradangan”, jelas dr. Dayu Satriya Wibawa, Sp.B yang menjadi ketua kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Dalam dunia kedokteran, terdapat beberapa macam penilaian untuk mengarahkan penegakan diagnosis apendisitis. Salah satunya adalah skor Alvarado. Skor ini terdiri dari penggalian riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Riwayat kesehatan pasien yaitu penggalian mengenai gejala dan tanda apendisitis memiliki bobot yang sangat berarti untuk menegakkan diagnosis apendisitis.
“Gejala khasnya dari apendisitis adalah nyeri perut kanan bawah. Ya meskipun tidak semua nyeri perut kanan bawah adalah radang usus buntu. Tapi setidaknya bagi kalangan awam, bisa mengarahkan orang sekitar yang mengalami nyeri perut bawah untuk segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat. Selanjutnya biar dokter yang akan memeriksa lebih lanjut”, menurut dosen ilmu bedah di Fakultas Kedokteran Unusa ini.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Agustus 2024 di Tower Kampus B Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Acara dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta yang merupakan warga imigran. Peserta terlihat semangat dan aktif mengikuti kegiatan. Beberapa diantaranya bertanya kepada pemateri seputar radang usus buntu. Di akhir sesi, penulis memberikan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada peserta secara acak. Diantaranya adalah definisi apendisitis, gejala dan tanda apendisitis, dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Sebagai kesimpulan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terlaksana dengan baik. Para peserta mengalami peningkatan pengetahuan seputar apendisitis akut. Harapannya dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat membantu para peserta mengenali tanda dan gejala apendisitis akut. Sehingga jika terdapat orang disekitar mengalami keluhan yang mengarah ke gejala dan tanda apendisitis, peserta dapat menyarankan dan mengarahkan untuk segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. “Semoga dengan adanya ikhtiar ini, bisa mencegah komplikasi dan perburukan kondisi pada pasien yang mengalami gejala dan tanda dengan kecurigaan mengarah ke apendisitis”, tutup dr. Dayu.