Edukasi Evakuasi Bencana Kebakaran Pada Pengelolalahan Gedung Graha RS Islam Surabaya
Akas Yekti Pulih Asih1), Budhi Setianto 1,2), Agus Aan Adriansyah2), Difran Nobel Bistara3)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dan Rumah Sakit Islam Surabaya
Terjadinya Kebakaran pada gedung bertingkat selama ini dapat merugikan banyak hal, kejadin ini bisa saja terjadi dimana pun dan kapan pun apabila terjadi keteledoran dari pengguna gedung1. Tidak sedikit kejadian yang terjadi di gedung bertingkat telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit, di samping kerugian secara material yang nilainya cukup besar dan kerugian secara psikis yang meninggalkan penderitaan pada masyarakat yang mengalaminya2.
Salah satu kota trbesar di Indonesia Jakarta adalah ibu kota negara merupaka tempat terbanyak dalam hal tingkat kebakaran . Dilansir tempo.co pada 18 Juni 2019, dalam waktu 1 semester antara Januari – Juni 2019, sudah terjadi 755 telah terjadi kebakaran di Jakarta dengan total kerugian ditaksir mencapai 137,8 miliar3. Masih banyak gedung yang tidak memiliki poengelolaan manajemen kebakaran, standart pengelolaan gedung bertingkat dalam melakukan evakuasi merupakan salah satu penyebab kebakaran. Kesiapan pengelola gedung sanat penting dalam hal menyelamatkan para penghuni untuk bisa mengantisipasi apabila terjadi kebakaran di tingkat awal sehingga bisa meminimalkan kerugian dan meluasnya kebakaran tingkat lanjut4 regu dalam menanggulani kebakaran serta menerapkan sistem perlindungan kebakaran.
Beberapa persyaratan teknis wajib dilakukan bagaiaman pengelola gedung melakukan perlindungan terhadap kebakaran. Beberapa perseyaratan adalah gedung memiliki akses dan pasokan jumlah air untuk memadamkan api pada saat terjadi kebakaran, sarana penyelamatan, sistem proteksi pasif dan aktif, utilitas bangunan, pencegahan kebakaran, pengelolaan proteksi, pengawasan, dan pengendalian gedung9.
Setiap karyawan yang bekerja di Rumah Sakit wajib mengetahui terkait penanggulangan bencana kebakaran, Tujuan dari pelatihan praktek ini (1) Untuk mengetahui dan memastikan kesiapan petugas dan pegawai dalam menghadapi keadaan darurat code red dilokasi gedung graha10 , (2) Untuk mengethui dan memastikan bahwa APAR serta kelengkapan peralatan pencegahan kebakaran dilokasi kegiatan siap digunakan jika terjadi kebakaran11, (3) Untuk melindungi asset RS (gedung dan dokumen) dari bahaya kebakaran11,12, (4) Untuk mengetahui dan memastikan kesiapan petugas dan pegawai di gedung graha lantai 5 dalam menghadapi ancaman cod red dan tindakan evakuasinya13
IDENTIFIKASI MASALAH: Pada pengabdian masyarakat ini perlu diadakan karena pentingnya pengetahuan dan praktek dalam melakukan proses evakuasi dalam memadam kan api dan management pengelolaan api
METODELOGI PELAKSANAAN: Kegiatan di lakukan dalam 2 hal terkait penambahan pengetahuan akan dilakukan kelas dengan menggunakan metode kuliah Whatsup Grup (KulWag) peserta akan di masukkan dalam sebuah grup Whats Up, disina peserta akan di ajukan beberapa pertanyan Pre dan Post Test. Kemudian di sajikan materi berupa Video yang akan di sajikan oleh naras umber. Berikutnya peserta akan di adakan praktek dari beberapa materi yang telah disampaikan. Beberapa alat yang digunakan adalah (1) Apar, (2) Fire Detector, (3) Hydrant, (4) Smoke Detector
HASIL DAN PEMBAHASAN: Berdasarkan pendampingan didapatkan peningkatan pengetahuan secara teori dari peseserta pelatihan. Beberapa kajian yang ditanyakan adalah isi materi yang akan disampaikan kepada peserta diantaraya adalah
- Pemahaman jenis api antara lain menerangkan Tipe A adalah api yang bersumber dari bahan yang mudah terbakar misalnya kertas, kayu, pakaian, (b) Tipe B adalah api yang bersumber dari bahan cair yang mudah terbakar seperti bensin, solar, minyak tanah (c) Tipe C penyebab kebakaran yang bersumber adanya konsleting pada listrik(d) Tipe D penyebab kebakaran dari logam .
- Bahan yang mudah terbakar, bahan bahan yang memiliki sifat mudah terbakar akan memiliki simbul khusus dan wajib di pahami oleh peserta
- Sumber Api, proses awalmula terjadinya kebakaran dapat dikenali dari beberapa sumber api, sehingga kebakaran bisa di cegah.
- Smoke detetktor merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi asap yang berasal dari sumber api.
- Alur Code Red. Merupakan kode / tanda apabila terjadi kebakaran pemahaman terhadap pelaksanaan alur code red sangat penting dalam penanganan kebakaran
- Evakuasi Kebakaran. Peserta dia ajarkan untuk memiliki sikap yang tenang dan tidak panic apabila terjadi kebakaran. Dengan menunduk peserta mengikuti komandan bencana untuk pergi ke jalur evakuasi dengan menuruni tangga darurat sampai menuju titik kumpul/ titik evakuasi
- Penggunaan APAR, alat pemadam api ringan adalah alat yang wajib tersedia di dalam setiap ruangan setiap karyawan wajib bisa menggunakan alat tersebut dengan diawali dengan istilah TATS (Tarik tuasnya, Arahkan ke sumber api, Tekan Nozzle dan Sapukan)
- Manajemen Kebakaran, bagaimana mempersiapkan terkait penyimpanan bahan berbahaya, bagaimana bila terjadi kebekaran, bagaimana proses evakuasi
- Prioritas pada saat kebakaran prioritas adalah menyelamatkan diri melalui jalur evakuasi yang tersedia, menuruni anak tangga sampai ke dalam
- Manajemen Fasilitas Gedung, setiap gedung dilengkapi dengan beberapa alat penunjang diantaranya yang ememer