FK UNUSA Sosialisasikan Perilaku Bersih Diri di PP. Zainul Hasan Genggong Probolinggo

dr. Nanda Fadhilah Witris Salamy,M.Si
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Pondok pesantren memiliki peran dalam mencerdaskan sumber daya bangsa dan negara. Pondok pesantren bukan hanya lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan, namun juga lembaga sosial kemasyarakatan yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat. Pondok pesantren terbukti memberikan banyak kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui aktivitas yang dilakukan, dimana hal ini menunjukan posisi pesantren sangat strategis dalam pembangunan bangsa. Jumlah pesantren di Indonesia menurut EMIS atau Education Management Information System terdapat 27.732 pesantren dengan jumlah santri sebanyak 3.666.467 orang. Menurut pangkalan data Kementrian Agama tahun 2019, di Indonesia jumlah pondok
pesantren sebanyak 27.722 pesantren dan jumlah santri sebanyak 4.173.027 orang.
Jumlah pondok pesantren dan santri yang banyak berbanding lurus dengan masalah kesehatan yang ada di pondok. Salah satu akar permasalahannya adalah santri kurang disiplin dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga, masih banyak ditemui scabies, penyakit saluran pernapasan atas, gastritis, cacingan, hingga penyakit kulit. Diperlukan upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan pondok pesantren.
Atas dasar itulah, FK UNUSA menyelenggarakan sosialisasi perilaku hidup bersih di beberapa pondok pesantren, salah satunya PP. Zainul Hasan Genggong, Probolinggo. Kegiatan pengabdian ini diketuai oleh salah satu dosen yakni dr. Nanda Fadhilah Witris Salamy, M.Si. Pada tahap persiapan, dilakukan mapping permasalahan dengan melakukan survei bersama mitra, pembentukan panitia kegiatan dan pengajuan izin, serta menetapkan materi penyuluhan hingga media yang digunakan. Acara dilakukan kurang lebih 1 jam berupa penyuluhan. Peserta merupakan para santri pondok, dimana mereka mendapat materi terkait PHBS baik dari perspektif individu maupun lembaga (pondok pesantren). Beberapa materi yang disampaikan mencakup kebersihan perorangan (badan, pakaian, dan kuku), penggunaan air bersih dan jamban sehat, kebersihan tempat wudhu, kebersihan asrama, kepadatan penghuni asrama, bak penampung air bebas jentik, makanan bergizi seimbang, pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan, serta gaya hidup tidak merokok.
Pada sesi tanya jawab, peserta begitu antusias menanyakan terkait poin-poin dalam materi yang belum jelas. Ada juga sesi pretest dan posttest untuk menilai kepahaman santri dalam menerima materi. Secara keseluruhan, acara dihadiri oleh 36 santri, namun pretest dan posttest hanya diikuti oleh 33 santri yang terdiri dari 13 orang santri kelas X dan 20 orang santri kelas XI. Hasil posttest menunjukkan tidak terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Sehingga, diperlukan evaluasi lanjutan terkait kegiatan penyuluhan serta monitoring perilaku sehat di pondok pesantren. Diharapkan ada kegiatan lanjutan dari sosialisasi kali ini untuk menjamin bahwa ilmu PHBS yang telah didapat benar-benar diimplementasikan oleh para santri.
ditulis oleh Nur Sophia Matin