DOSEN MENGABDI

Gerakan “Lawan TBC” sebagai Modalitas Pencegahan Tuberculosis di lingkungan PP. Assalafi Al Fithrah Surabaya

dr. Marinda Dwi P, M.Si
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Pondok pesantren adalah tempat berkumpulnya banyak orang dimana rentan terjadi penularan penyakit terutama penyakit TBC. Penyakit Tuberkulosis paru mudah menyebar di udara ketika orang-orang yang sakit dengan Tuberkulosis paru melepaskan bakteri melalui mekanisme batuk sehingga orang di sekitar pasien dapat dengan mudah terinfeksi. Penyebaran bakteri ini melalui percikan dahak atau droplet nuclei yang dilepaskan oleh penderita TBC melalui batuk, bersin atau berbicara secara berhadapan langsung. Terdapat beberapa cara dalam pengendalian penyakit Tuberculosis paru yaitu dengan membudayakan hidup bersih dan sehat dan membudayakan perilaku etika berbatuk. Etika berbatuk merupakan tata cara batuk yang benar dan efisien dengan caraa menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju atau dengan menggunakan masker. Tujuan etika batuk untuk mencegaah perluasan penyebaran penyakit melalui udara (airbone) sehingga membuat kenyamanan orang terganggu atau menimbulkan suatu penyakit. Namun, banyak remaja di Indonesia yang belum memiliki pengetahuan tentang cara mencegah penularan penyakit TBC sehingga dapat terhindar dari penyakit TBC. Untuk itu, sangat penting dilakukan penyuluhan “Gerakan “Lawan TBC” sebagai Modalitas Pencegahan Tuberculosis di lingkungan PP. Assalafi Al Fithrah Surabaya.”

dr. Marinda Dwi Puspitarini, M.Si, dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya melakukan pengabdian masyarakat tentang gerakan “lawan TBC” untuk mencegah TBC di lingkungan PP. Assalafi Al Fithrah Surabaya. Pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pemahaman santri dengan memberikan edukasi tentang gerakan “lawan TBC” untuk mencegah TBC. Diharapkan santri dapat terhindar dari penyakit sendi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 30 orang santri. Santri mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Kegiatan dilakukan dengan pemaparan materi dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pengabdian masyarakat ini telah meningkatkan pengetahuan santri sebesar 23,8%. Pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat dilakukan secara rutin sehingga dapat memberikan edukasi kepada santri sehingga santri dapat menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah terjadinya penyakit TBC.

Fina Amru Millati, S.Kom

Staff Pengabdian kepada Masyarakat, KKN, Kerjasama dan Keuangan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *