Herbal Medicine, Harapan di Tengah Keterbatasan
UPPM Fakultas Kedokteran
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Pandemi Covid-19 menghantui masyarakat di seluruh dunia hingga hampir dua tahun belakangan. Tak hanya kesehatan, pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan, Fasilitas kesehatan kewalahan, pendidikan tak lagi dapat berjalan optimal, para pengusaha gulung tikar, para buruh kehilangan pekerjaan. Selain kesehatan, perekonomian menjadi hal yang paling penting untuk dipulihkan oleh suatu negara. Empat dampak yang dirasakan langsung oleh Indonesia diantaranya kontraksi ekonomi, kemiskinan dan angka pengangguran meningkat, deflasi dan penurunan harga, serta ketidakstabilan sector keuangan.
Hingga kini, belum ditemukan obat yang terbukti secara pasti untuk menganggulangi penyakit Covid-19. Berbagai studi dilakukan untuk menemukan solusi, namun tak sebanding dengan kecepatan virus yang terus berevolusi. Hebal medicine, menjadi salah satu opsi. Indonesia yang sejak dulu terkenal akan berbagai tanaman obatnya, memiliki potensi untuk menghadapi pandemi ini. Bebagai tanaman obat telah terbukti khasiat dan manfaatnya untuk setidaknya mengatasu atau mengurangi keluhan sehari-hari, pun juga gejala ringan maupun sedang yang ditimbulkan oleh Covid-19 ini.
Pondok pesantren dinilai cocok menjadi pilot project untuk menjadikan herbal medicine sebagai salah satu penggerak pemulihan ekonomi. Sebagai center of excellence dalam aspek moral-agama, moral-kesehatan, maupun moral-ekonomi bagi masyarakat sekitar pondok pesantren, ini merupakan peluang pemberdayaan kesehatan dan ekonomi masyarakat yang sangat perlu untuk diperhatikan. Terutama untuk menjangkau masyarakat tradisional di Indoneisa. Edukasi pemanfaatan herbal medicine dan pelatihan budidaya tanaman herbal menjadi dua agenda utama yang dilaksanakan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dalam rangkaian kegiatannya yang bertajuk Festival Santri Husada 2021.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang bersinergi dan melibatkan tujuh pondok pesantren di wilayah Surabaya dan sekitarnya ini, mendapat sambutan yang baik dari berbagai pihak.
“Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pemulihan dan penguatan ekonomi bagi masyarakat pondok pesantren. Kami berharap dengan adanya edukasi dan pelatihan tanaman herbal ini, masyarakat pesantren menjadi lebih berdaya dan mandiri di tengah pandemi ini.” Ujar ketua UPPM FK Unusa.
Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat berjalan dengan baik, Monitoring dan evaluasi akan terus dilakukan sebagai komitmen FK Unusa terhadap pondok pesantren sebagai mitra guna Meningkatkan derajat kesehatan dan perekonomian bersama.