Implementasi Perubahan Posisi untuk Mengoptimalkan Penurunan Kadar Bilirubin pada Icterus Neonatorum yang Dilakukan Fototerapi

Dr. Wesiana Heris Santy, S.Kep.Ns., M.Kep.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Ikterik neonatus merupakan salah satu kelainan pada bayi baru Lahir baik pada bayi prematur ataupun bayi lahir dengan berat badan lahir Rendah (BBLR) disertai dengan kadar bilirubin yang tinggi dan warna Kuning pada kulit ataupun sklera (Sowwam & Aini, 2018), warna kuning Pada kulit ataupun sklera merupakan akibat dari akumulasi bilirubin yang Berlebih (Widiawati, 2017).Ikterik neonatus akan menimbulkan efek yang berbahaya. Efek Yang ditimbulkan dari ikterik neonatus dapat muncul dalam jangka pendek Seperti bayi kejang-kejang dan dalam jangka panjang akan mempengaruhi Proses tumbuh kembang bayi mulai dari adanya gangguan bicara dan Gangguan mental (Mulyati et al., 2019), efek jangka panjang lainnya Adalah kern ikterus, kern ikterus akan muncul dan ditandai dengan adanya Gejala kerusakan otak seperti pergerakan mata yang tidak tentu, kejang, Sianosis, reflek menghisap tidak ada dan akan menimbulkan gejala lain Seperti gangguan pendengaran, gangguan mental dan sulit untuk bicara (Maryanti, Sujianti, & Budiarti, 2011)
Fototerapi merupakan pengobatan utama hiperbilirubinemia pada neonatus. Perubahan posisi neonatus secara berkala selama fototerapi (dari posisi berbaring ke posisi tengkurap atau menyamping) dapat meningkatkan efisiensi fototerapi dengan mempercepat akses cahaya fototerapi ke bilirubin yang tersimpan di berbagai bagian kulit dan jaringan subkutan.Tindakan keperawatan untuk mengatasi ikterik neonatus yaitu Dengan melakukan asuhan keperawatan pada bayi ikterik dimulai dari Pemberian fototerapi dengan memodifikasi posisi bayi selama 2 – 3 jam sekali dalam 2×24 jam(Mathindas et al., 2013). Kegaiatan pengabdian ini dilakukan oleh dosen, mahasiswa profesi dan bekerjasama dengan pihak rumah sakit jemur sari khususnya di ruang neonatus.Mahasiswa profesi melakukan tindakan posisi dari posisi berbaring ke posisi tengkurap atau menyamping pada enam bayi selama selama praktik. 3 bayi dilakukan perubahan posisi tiap 2 jam dengan pototerapi selama 2×24 jam terjadi penurunan rata rata bilirubin sebelum dan sesudah sebesar 6,62 mmhg, dan 3 bayi dilakukan perubahan posisi tiap 3 jam dengan lama fototerapi selama 3 x 24 jam terjadi penurunan bilirubin sebesar 6,77 mmHg. Kadar bilirubin tertinggi pre pototerapi 20,90 mmHg dan kadar bilirubin terendah post fototerapi 11,52 mmHg, dengan penurunan tertinggi 8,73 mmHg.