Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris anak melalui permainan tradisional “Engklek”
![](/wp-content/uploads/2021/11/image-13.png)
Nailul Authar, S.S., M.Pd
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Menurut Iriance (2018),Indonesia merupakan satu dari tiga negara dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris yang rendah. Sedangkan Bahasa Inggris merupakan Bahasa internasional dan di era yang serba digital serta online ini memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang dari berbagai negara. Tentunya untuk berkomunikasi dengan mereka kita harus menguasai Bahasa inggris. Menguasai Bahasa internasional tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, kita haru belajar menguasai kosakata terlebih dahulu lalu kita harus belajar menguasai 4 skil dasar Bahasa inggris yaitu Listening, Reading, Speaking, dan Writing. Yang paling penting dan harus kita pelajari terlebih dahulu adalah kosakata, Kosakata secara umum adalah komponen bahasa yang mengandung beberapa informasi tentang suatu makna dan penggunaannya (Flyman Mattsson &Norrby, 2013). Menurut para ahli kosa kata merupakan komponen pertama yang harus dikuasai seseorang sebelum belajar untuk menguasai skill lainnya.
Dikarenakan banyak tahapan yang harus dilewati untuk menguasai Bahasa Inggris kita harus memulainya sejak kanak-kanak. Pada tahap pertama anak-anak harus mempelajarari kosa kata Bahasa inggris yang mudah diingat dan jelas (Artini, 2017). Sayangnya kebanyakan anak di Indonesia membenci pelajaran Bahasa Inggris dikarenakan menurut mereka Bahasa ini merupakan Bahasa yang sangat sulit untuk dipahami sehingga tidak sedikit dari mereka merasa Bahasa inggris tidak penting dan membosankan. Sehingga guru Bahasa inggris harus memutar otak untuk menemukan metode yang menyenangkan dan membuat anak-anak termotivasi untuk belajar Bahasa inggris. Kebanyakan guru akan menggunakan metode menghafal, namun menurut Syafrizal (2019) menghafal tanpa tindakan lebih lanjut untuk menyimpan kata-kata yang telah dihafal dalam memori, sama saja tidak berartinya terutama bagi anak-anak yang cenderung lebih sulit dan tidak tertarik untuk menghafal. Selain itu anak pada usia Sekolah Dasar kebanyakan masih suka bermain sehingga guru dapat menyelipkan metode belajar sambal bermain dalam menyampaikan pelajaran.
Salah satu contoh permainan yang dapat digunakan adalah engklek. “Engklek” adalah permainan tradisional dari Indonesia. Permainan ini cukup populer di kalangan masyarakat, namun istilahnya berbeda di berbagai daerah istilah “Engklek” berasal dari bahasa Jawa, di Batak Toba permainannya disebut “Marsitekka”, sedangkan di Jambi disebut “Tejek-tejekan”, di Dalam bahasa Sunda permainan ini disebut “Manda”, dalam bahasa Betawi disebut “dampu bulan”, dan masih banyak lagi judul yang berbeda untuk permainan ini di berbagai daerah di Indonesia (Wiranti & Mawarti, 2018). “Engklek” adalah permainan yang dimainkan di atas permukaan datar dengan gambar bujur sangkar dengan pola tertentu menggunakan kapur atau tanah, selain itu pemain harus memiliki “gaco” berupa piring tipis yang dapat dibuat dari pecahan keramik atau batu yang lepek (pemain biasanya menggunakan batu) (Supriadi & Arisetyawan, 2020). Permainan ini dapat dimainkan oleh semua jenis kelamin dan juga dapat dimainkan secara berkelompok atau individu. Cara memainkannya adalah pemain harus melempar “gaco” terlebih dahulu, kemudian melompat dengan satu kaki di atas kotak yang telah dibuat, tetapi itu hanya untuk satu kotak, jika kotak itu dua (bersebelahan) pemain tidak perlu melompat menggunakan satu kaki. Ketika pemain mencapai alun-alun sebelum alun-alun yang memiliki “gaco“, mereka harus berhenti sesuai dengan aturan permainan (1 kotak: berdiri menggunakan 1 kaki, 2 kotak: berdiri menggunakan 2 kaki) kemudian mengambil “gaco” mereka dan melanjutkan ke alun-alun berikutnya, tetapi tidak boleh melewati alun-alun yang sebelumnya “gaco“. Setelah sampai di alun-alun terakhir pemain harus kembali lagi dengan cara yang sama, jika jatuh maka gagal dan meletakkan “gaco” mereka di tempat yang sama seperti sebelumnya (Wiranti & Mawarti, 2018). Selain hanya untuk bersenang-senang, permainan engklek juga dapat digunakan dalam proses pembelajaran, karena engklek diduga dapat digunakan sebagai alat untuk mengingat dan menghafal suatu konsep pelajaran (Ali & Aqobah, 2020).
Permainan engklek dianjurkan untuk metode pembelajaran terutama pada anak-anak dibawah usia 12 tahun, karena mereka masih sangat suka bermain terutama yang membutuhkan aksi langsung seperti game ini. Selain membuat siswa tertarik, permainan ini juga dapat membuat anak-anak mengingat permainan tradisional di tengah era modern ini atau yang sering kita sebut dengan era 4.0 (Munawaroh, 2017). Telah banyak peneliti yang melakukan percobaan metode pembelajaran menggunakan permainan tradisional ini, seperti yang dilakukan Munawaroh (2017), ia menerapkannya pada anak usia dini, sebagai stimulasi perkembangan anak usia dini. Berdasarkan beberapa pemaparan diatas maka penulis mempunyai ide untuk membantu anak-anak di usia sekolah dasar di desa Kalijaten, Taman, Sidoarjo untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa inggris menggunakan permainan tradisional engklek.
Lalu bagaimana implementasi game ini dalam pembelajaran. Pertama-tama tim penulis harus mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk permainan ini seperti kotak yang telah digambar di atas permukaan yang datar dan juga “gaco” (Utami et al., 2018). Dan untuk pembelajaran tim penulis juga harus menyiapkan flashcard yang berisi soal-soal sesuai dengan materi yang diajarkan saat itu. Dalam pembelajaran permainan ini dikonsepkan secara berkelompok. Untuk cara bermainnya sama seperti permainan “engklek” biasanya, tetapi ketika mereka mengambil “gaco” mereka juga harus mengambil flashcards di kotak yang sama dengan “gaco“, lalu dengan cepat menjawab pertanyaan yang ada di flashcards. Setiap anak yang berhasil menjawab dan menyelesaikan permainan sesuai aturan, maka kelompoknya akan diberikan poin, tetapi yang gagal tidak akan dikurangi poinnya. Metode ini dilakukan dengan melibatkan 10 anak di desa Kalijaten.
Berdasarkan hasil skor yang didapat anak-anak, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang memicu anak kurang menghafal kosakata. Padahal menghafal banyak kosakata sangat penting bagi anak untuk memudahkan anak dalam mempelajari pelajaran bahasa Inggris. Dengan metode permainan “engklek” dapat memudahkan anak untuk meningkatkan kosakata. Dapat dilihat dari hasil penelitian ini bahwa 80% permainan “engklek” dapat meningkatkan kosakata pada anak dan dapat membantu untuk mengingat kembali kosakata yang diketahui.
Maka dapat dikatakan bahwa metode permainan tradisional “engklek” dapat membantu dan memudahkan anak untuk meningkatkan kosakata. Tidak hanya bermain, anak-anak juga bisa mendapatkan banyak kosakata baru yang belum mereka ketahui tanpa harus menghafal apa yang membuat mereka bosan. Jadi, game ini sangat perlu diterapkan di sekolah atau di mana saja agar dapat menambah vocab mereka sekaligus bermain dan dapat meningkatkan minat anak-anak terhadap pelajaran bahasa Inggris.
![](/wp-content/uploads/2021/11/image-15.png)