DOSEN MENGABDI

PELATIHAN CAREGIVER DENGAN DIMENSIA

Shobihatus Syifak, dr., Sp.S
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Demensia merupakan gangguan neurologis yang paling umum pada Lansia. Demensia adalah suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas harian seseorang. Seseorang didiagnosa demensia bila dua atau lebih fungsi otak seperti ingatan dan keterampilan berbahasa menurun secara bermakna tanpa disertai penurunan kesadaran. Seorang penderita demensia memiliki fungsi intelektual yang terganggu dan menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan dengan orang sekitarnya. Penderita demensia juga kehilangan kemampuan untuk memecahkan masalah, mengontrol emosi, dan bahkan bisa mengalami perubahan kepribadian dan masalah tingkah laku seperti mudah marah dan berhalusinasi. Ada beberapa faktor resiko penyebab demensia antara lain peningkatan usia seseorang di atas 65 tahun, genetik, trauma kepala, kurangnya pendidikan, lingkungan (keracunan alumunium), penyakit-penyakit tertentu (hipertensi sistolik, sindrom down, stroke serta gangguan imunitas), tekanan darah tinggi. Kemunduran kognitif pada demensia biasanya diawali dengan kemunduran memori atau daya ingat (pelupa).

Demensia terutama yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer berkaitan erat dengan usia lanjut. Penyakit alzheimer ini 60% menyebabkan kepikunan atau demensia dan diperkirakan akan meningkat terus. Demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal, Sering pada golongan ini tidak ditemukan atrofia serebri, mungkin kelainan terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolisme seperti yang ditemukan pada penyakit alzheimer dan demensia senilis.

Perjalanan penyakit demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga keadaan ini pada mulanya tidak disadari. Terjadi penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan untuk mengenali orang, tempat dan benda. Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata yang tepat dan dalam pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka). Sering terjadi perubahan kepribadian dan gangguan perilaku. Beberapa gejala awal yang sering menyertai demensia antara lain terjadi penurunan kinerja mental, fatique, mudah sekali lupa, serta gagal dalam melakukan tugas. Gejala umum yang sering terjadi antara lain mudah lupa, aktivitas sehari-hari akan terganggu, terjadinya disorientasi, cepat marah, berkurangnya kemampuan untuk konsentrasi dan resiok tinggi jatuh.

Demensia seringkali luput dari pemeriksaan dan tidak terkaji oleh tim kesehatan. Tidak semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk dapat mengkaji dan mengenali gejala demensia. Mengkaji dan mendiagnosa demensia bukanlah hal yang mudah dan cepat, perlu waktu yang panjang sebelum memastikan seseorang positif menderita demensia. Kurangnya kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan perawatan terhadap penderita demensia dapat dikarenakan kurang pengetahuan yang dimiliki khususnya tentang demensia. Sehingga pengetahuan tentang demensia sangat penting guna untuk melakukan perawatan terhadap lansia yang mengalami demensia. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat dan tingkat pengalaman dalam penanganan lansia yang mengalami demensia sangat dibutuhkan didalam pemberian asuhan keperawatan terhadap lansia yang mengalami demensia. Penanganan lansia dengan demensia membutuhkan perhatian yang besar dari perawat, sehingga baiknya pengetahuan yang dimiliki perawat mengenai demensia sangat membantu meningkatkan taraf kesehatan lansia.

Pada Lansia demensia yang kondisinya sudah tidak dapat berfungsi normal diperlukan adanya caregiver, merupakan individu yang secara umum merawat dan mendukung individu lain (pasien) dalam kehidupnnya. Caregiver merupakan individu yang membantu merawat dan memberikan kenyamanan kepada Lansia guna meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan Lansia, membantu Lansia menerima kondisinya, serta membantu Lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara manusiawi sampai ajal dating. Kurangnya kemampuan caregiver dalam melakukan perawatan terhadap penderita demensia dapat disebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki khususnya tentang demensia. Sehingga pengetahuan tentang demensia sangat penting guna melakukan perawatan terhadap lansia yang mengalami demensia. Hal itu menunjukan bahwa pengetahuan dan pengalaman dalam penanganan Lansia yang mengalami demensia sangat dibutuhkan dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap Lansia yang mengalami demensia. Penanganan Lansia dengan demensia membutuhkan perhatian yang sangat besar dari caregiver, sehingga baiknya pengetahuan yang dimiliki perawat mengenai demensia sangat membantu meningkatkan taraf kesehatan Lansia Pengasuh atau perawat yang ada di Panti Werdha jambangan yang merangkap menjadi caregiver bagi lansia di panti tersebut perlu dibekali kemampuan penanganan, perawatan dan cara komunikasi pada lansia yang mengalami demensia.

Setelah dilakukan kegiatan pelatihan Caregiver di Panti Werdha Jambangan, ditemukan adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tentang penanganan lansia dengan demensia terutama penanganan masalah peningkatan kognitif, memori dan pemenuhan aktifitas sehari hari. Salah satu solusi terhadap peran caregiver pada pasien demensia untuk meningkatkan perawatan kesehatan antara lain dengan memberikan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas perawatan kesehatan sehingga pasien demensia terjaga kesehatannya. Di samping itu juga dapat mengurangi tekanan psikologis caregiver dalam memberikan perawatan Kesehatan. Demensia merupakan salah satu penyakit yang harus diinformasikan agar bisa mengurangi stigma bagi lansia maupun caregiver untuk memberikan informasi kepada lansia yang berisiko sehingga bisa meminta pertolongan terkait kondisi fisik mereka. Hal ini dikarenakan lansia dengan demensia dalam kondisi yang berat akan selalu bergantung pada orang lain, maka dari itu dibutuhkan pengetahuan caregiver untuk bisa membantu dalam upaya preventif dan curative. Lansia dengan demensia memiliki banyak kebutuhan selama perkembangan gejalanya, termasuk kebutuhan dasarnya. Kebutuhan yang diperlukan Lansia dengan demensia, diantaranya dukungan memori, pemenuhan ADL, komunikasi, dan dukungan psikologis. Peran caregiver baik dikarenakan pemberi perawatan mengetahui benar tentang kebutuhan dasar pada lansia yang dirawat sehingga lansia dapat mencapai kualitas hidup di usia senjanya. Sehingga ketrampilan caregiver dalam menangani lansia dengan demensia sangat diperlukan. Peran cargiver antara lain memberi penilaian dasar yang mencakup komponen komponen berikut: riwayat medis (seperti latar belakang medis dan obat-obatan saat ini); riwayat gejala; konsekuensi psikososial, sikap terhadap penyakit, efek pada kehidupan sehari-hari dan kualitas hidup pasien, pengalaman kerabat, mobilitas (transfer, berjalan, tingkat kesesuaian pakaian, penglihatan, kebersihan pribadi, toilet, fasilitas), keparahan gangguan kognitif, atau gangguan perilaku yang dapat mempengaruhi fisiologi tubuh dan kerja sama dengan bantuan toileting; pemeriksaan fisik dan hasil tes laboratorium.

Fina Amru Millati, S.Kom

Staff Bidang 3 dan IT LPPM UNUSA

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *