DOSEN MENGABDI

Pemberdayaan Kader dan Edukasi Penyediaan MP ASI Berbahan Dasar Pangan Lokal di Desa Jedongcangkring Sidoarjo

Hinda Novianti, SST, M.Kes
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Dua pertiga bayi di Indonesia meninggal karena memiliki kebiasaan makan yang buruk, salah satunya karena pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dini atau terlambat, serta komposisi gizi yang tidak tepat, tidak lengkap, tidak seimbang dan tidak higienis . Pemberian makanan tambahan / Makanan Pendamping ASI yang tidak memadai baik dari jumlah maupun kualitasnya dapat menyebabkan gizi buruk pada bayi, sehingga dapat berakibat pada keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan motorik bayi dan balita. Bayi yang mengkonsumsi energi dan protein yang tinggi dapat mempengaruhi efek pada pertumbuhan dan perkembangan serta daya tahan tubuhnya terhadap penyakit menular.

Saat ini sedang marak anak-anak menderita penyakit dalam antara lain diabetes mellitus. Menurut data dari CDiC (Changing Diabetes in Children) pada April 2025 terdapat 1.948 anak mengidap diabetes tipe 1. Hal ini meningkat 7 kali lipat disbanding data tahun 2010.  31,05 % terjadi pada anak usia 5-9 tahun dan 46,23% diderita anak usia 10-14 tahun. Selain itu, dari tahun 2022 hingga 2023, stunting di Kota Sidoarjo turun dari 16,1 persen menjadi 8,4 persen. Meski begitu, angka itu masih jauh di atas target jangka panjang nasional 2045 yang ditetapkan sebesar dua persen. Berdasarkan data dari aplikasi e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) pada bulan timbang di posyandu pada Februari 2023 stunting di kabupaten Sidoarjo mencapai 5,3 persen atau sebanyak 4.986 balita terindikasi stunting. Kemudian di bulan Agustus 2023 mencapai 3,4 persen atau sebanyak 5.026 balita terindikasi stunting.

Fenomena tersebut mendorong tim kami untuk memperluas edukasi pada ibu terutama kader kesehatan selaku perpanjangan tangan tenaga kesehatan. Pengabdian masyarakat ini terintegrasi dengan program Kuliah Kerja Nyata atau KKN mahasiswa yang dilaksanakan di desa Jedongcangkring Sidoarjo dimulai sejak awal bulan Mei 2025. Di lingkungan desa ini masih banyak bayi dan balita yang mendapat makanan pendamping ASI instan, ada juga yang mendapat MP ASI rumahan buatan ibu namun dengan menu yang tidak seimbang dan monoton jarang berganti menu. Akibatnya bayi balita kurang tertarik dan sulit untuk makan. Padahal didapatkan data dari penelitian tim bahwa bayi dan balita yang mendapatkan MP ASI rumahan buatan ibu lebih cepat proses perkembangan motorik nya dibanding bayi balita yang mendapat MP ASI instan yang banyak dijual di pasaran.

MP ASI instan banyak mengandung pengawet, penguat rasa dan gula buatan, sehingga cukup berbahaya bagi bayi maupun balita jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang Panjang. Dalam kegiatan ini kader diberdayakan dengan tema berbagai macam menu MP ASI dengan bahan dasar pangan lokal seperti ubi, kentang, labu, tahu, dan lain-lain  dan gula alami dari buah-buahan dalam bentuk elektronik book atau e book. Sehingga memudahkan kader dan ibu untuk mempelajarinya.

Pada pelaksanaannya dihadiri 50 orang kader kesehatan serta kepala kelurahan, ketua PKK, dan beberapa perangkat desa. Mereka diajarkan bagaimana membuat dan menyimpannya di lemari pendingin serta cara menghangatkannya kembali. Agar bayi tidak monoton dalam menu makanannya, ibu diajarkan beragam menu yang menarik agar bayi balita lahap dalam tiap makannya sehari-hari. Kader juga harus bisa melaksanaknnya untuk diajarkan pada ibu-ibu warga Jedongcangkring lain yang saat ini masih hamil sehingga ilmu ini dapat dipakai dalam jangka Panjang. Sekaligus meningkatkan derajat kesehatan bayi balita dan meminimalisir stunting serta berbagai macam penyakit seperti diabetes mellitus dan ginjal.

Fina Amru Millati, S.Kom

Staff Pengabdian kepada Masyarakat, KKN, Kerjasama dan Keuangan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *