Pencegahan Preeklampsia dan Eklampsia pada Ibu Hamil di Pondok Pesantren KHA Wahid Hasyim

dr. M. Dwinanda Junaedi, Sp.OG
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Preeklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang serius dan menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, hipertensi dalam kehamilan, termasuk preeklampsia, bertanggung jawab atas 33% kematian ibu di Indonesia. Untuk mencegah komplikasi ini, edukasi kesehatan reproduksi sangat diperlukan, terutama bagi remaja putri yang berpotensi menjadi ibu di masa depan.
Melihat pentingnya upaya pencegahan ini, tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) mengadakan penyuluhan di Pondok Pesantren Putri KHA Wahid Hasyim, Bangil. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan santriwati tentang preeklampsia dan eklampsia, serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi risiko kehamilan di masa depan.
Dalam kegiatan ini, penyuluhan dilakukan dengan menggunakan metode ceramah yang dilengkapi dengan media presentasi. Para santriwati juga diberikan kuesioner pre-test sebelum penyuluhan untuk menilai pengetahuan awal mereka tentang preeklampsia dan eklampsia. Setelah itu, materi edukasi mengenai tanda-tanda awal preeklampsia, seperti tekanan darah tinggi, edema, dan proteinuria, disampaikan secara interaktif. Santriwati diajak berdiskusi dan diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait kesehatan reproduksi.
Kuesioner post-test diberikan setelah penyuluhan untuk menilai efektivitas program. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan di antara para santriwati. Sebelum penyuluhan, hanya 45% peserta yang memiliki pengetahuan baik tentang preeklampsia, namun setelah penyuluhan angka tersebut meningkat menjadi 67,5%. Hal ini menandakan bahwa program edukasi berhasil memberikan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan pencegahan komplikasi kehamilan.
“Kami sangat berterima kasih atas penyuluhan ini. Materi yang disampaikan sangat relevan dengan tantangan yang kami hadapi sebagai pendidik. Semoga ini menjadi awal dari langkah-langkah baru untuk lebih memperhatikan kesejahteraan anak didik kami.” ujar salah satu guru pesantren.
Pondok pesantren memainkan peran penting dalam pembentukan karakter dan pengetahuan santriwati. Dengan edukasi kesehatan reproduksi, pesantren dapat berkontribusi dalam menciptakan generasi ibu yang lebih sadar akan kesehatan selama kehamilan. Melalui pemahaman yang baik tentang tanda-tanda awal preeklampsia, santri dapat lebih siap menghadapi masa depan dan mampu mencegah komplikasi kehamilan yang membahayakan jiwa ibu dan bayi.
Upaya ini diharapkan dapat terus dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan reproduksi di kalangan remaja putri.