DOSEN MENGABDI

Sindrom Koroner Akut dan Pencegahannya

Abraham Ahmad Ali Firdaus, dr., Sp.JP, FIHA
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Ketidaknyamanan dada atau gejala lain yang disebabkan oleh kurangnya oksigen ke otot jantung disebut Sindrom Koroner Akut (SKA). SKA mencakup berbagai penyakit jantung koroner, termasuk angina pektoris tidak stabil, infark miokard tanpa STelevasi, dan infark miokard dengan STelevasi. Gejala awal dan manajemen awal dari ketiga penyakit ini sering serupa.

Secara garis besar, faktor risiko SKA dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama terdiri dari faktor risiko yang dapat diperbaiki (reversible) atau dapat diubah (modifiable), yaitu hipertensi, kolesterol, merokok, obesitas, diabetes mellitus, hiperurisemia, kurang aktivitas fisik, stress, dan gaya hidup. Sedangkan kategori kedua yakni faktor yang tidak bisa diubah seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit keluarga. 

Sindrom Koroner Akut terlihat muncul dengan cepat, meskipun kondisi ini berlangsung lama (kronis). Lebih dari 90% kejadian SKA disebabkan oleh plak aterosklerotik yang menyebabkan agregasi trombosit dan pembentukan plak dari trombus intra koroner. 

Dalam sepuluh tahun terakhir, telah banyak dilakukan promosi kesehatan untuk mencegah penyakit jantung koroner dengan meminimalisir faktor risiko. Merokok, hipertensi, dislipidemia, obesitas, diabetes melitus, dan pertambahan usia adalah faktor risiko utama untuk SKA. Upaya pencegahan terhadap SKA bukan hanya pemerintah maupun tenaga kesehatan, namun lingkungan sekitar hingga kesadaran masing-masing individu merupakan faktor keberhasilan terbesar.

Fina Amru Millati, S.Kom

Staff Pengabdian kepada Masyarakat, KKN, Kerjasama dan Keuangan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *