DOSEN MENGABDI

IMPLEMENTASI TEKNIK JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Mujad Didien Afandi, S.S., M.Pd.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Teknik jigsaw yang merupakan manifestasi dari pendekatan Student-Centered Learning (SCL) telah terbukti memberi dampak positif kepada siswa dalam pembelajaran di kelas. Teknik ini dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran di semua tingkat Pendidikan karena teknik ini meningkatkan kemampuan memori yang lebih baik, meningkatkan partisipasi aktif selama pembelajaran, mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, meningkatkan kolaborasi dan kerja sama tim, dan lain-lain. Namun, banyak guru belum menerapkannya secara maksimal pada saat mengajar karena mereka belum bisa terlepas dari peran lamanya sebagai sumber ilmu yang utama bagi siswanya.

Manfaat dari teknik jigsaw terlihat pada program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berjudul “Implementasi Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran Bahasa Inggris” yang dilaksanakan di salah satu sekolah tingkat dasar “MI IU” (nama disamarkan) yang berlokasi di Kabupaten Sidoarjo. Sekolah ini dipilih sebagai mitra PkM ini karena pembelajaran bahasa Inggris di sekolah tersebut masih didominasi dengan penerapan pendekatan Teacher-Centered Learning (TCL).

Program PkM ini berfokus pada penerapan teknik jigsaw di kelas bahasa Inggris yang secara spesifik ditujukan untuk meningkatkan perolehan kosa kata bertema hewan pada siswa kelas 3 SD di sekolah tersebut. Pembelajaran bahasa Inggris dengan teknik jigsaw ini dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat dari Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) yang berkolaborasi dengan guru bahasa Inggris dari sekolah tersebut agar terjadi transfer ilmu pengetahuan tentang teknik jigsaw.

Program ini dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap persiapan, tim ini melakukan kunjungan mitra untuk membicarakan masalah yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu, tim ini juga menawarkan dan mendiskusikan solusi-solusi yang dapat dicapai untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. Pada tahap ini, tim PkM memberikan gambaran tentang detail kegiatan, keterlibatan guru dan siswa sekolah, dan sarana pendukung yang dibutuhkan.

Pada tahap pelaksanaan, tim PkM dan guru memasuki kelas bahasa Inggris untuk menerapkan teknik jigsaw. Teknik jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang mana guru memecah siswa menjadi beberapa kelompok yang berbeda dan memberi setiap kelompok topik dan sub-topik tertentu untuk didiskusikan di bawah kendali pemimpin kelompok. Tim PkM ini membentuk beberapa grup jigsaw sesuai dengan jumlah sub-topik yang diajarkan. Setelah mendapatkan pembagian sub-topik, tiap siswa dari kelompok jigsaw berpencar menuju kelompok expert yang berisi siswa-siswa dengan sub-topik yang sama. Setiap anggota tim individu bertanggung jawab mempelajari topik yang diberikan dan saling bantu selama belajar. Tiap siswa dalam kelompok expert didorong untuk bekerja sama dengan tujuan untuk memperoleh kosakata bahasa Inggris yang sesuai dengan sub-topik yang telah ditentukan. Setelah memperoleh kosakata tersebut, tiap siswa diminta kembali ke kelompok jigsaw masing-masing untuk membagikan kosakata yang telah diperolehnya. Selama implementasi teknik jigsaw di kelas, tim ini mengobservasi kegiatan siswa dengan menggunakan lembar checklist dan field notes yang ditujukan mengetahui efektivitas dari implementasi teknik tersebut.

Pada tahap evaluasi, tim PkM ini membagikan kuesioner kepada siswa setelah menerapkan teknik jigsaw dalam pembelajaran bahasa Inggris. Kuesioner tentang penggunaan teknik jigsaw dalam pembelajaran bahasa Inggris digunakan untuk mengevaluasi efektivitas teknik tersebut. Manfaat yang diperoleh dari program PkM ini adalah sebagai berikut: (1) teknik jigsaw menciptakan lingkungan belajar yang positif, (2), teknik jigsaw mendukung SCL, dan (3) teknik jigsaw mendukung pembelajaran kooperatif.

Hasil kuesioner siswa mengilustrasikan bahwa teknik jigsaw mendukung SCL dan menjadikan siswa sebagai pusat dalam pembelajaran sehingga terpacu untuk lebih aktif dan memberi pengalaman belajar yang lebih baik daripada TCL. Saat ini pembelajaran di kelas sudah berubah menuju kualitas yang lebih baik yang dibuktikan dengan keterlibatan siswa dalam segala aktivitas di kelas. Dengan menerapkan SCL, mereka tidak hanya duduk diam sebagai pendengar pasif ketika guru menjelaskan sebuah topik. Sebaliknya, mereka diharapkan untuk mencari ilmu pengetahuan secara mandiri dengan membaca buku atau browsing internet untuk mengakses artikel dan  informasi yang diperlukan.

Kesimpulannya, program PkM melalui penerapan teknik jigsaw dalam pembelajaran bahasa Inggris (perolehan kosakata) memberi manfaat penting. Pertama, teknik jigsaw membantu siswa memperoleh kosakata bertema hewan. Kedua, setelah menggunakan teknik jigsaw dalam pembelajaran bahasa Inggris, timbul persepsi positif bahwa teknik jigsaw menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, mendukung SCL, dan mendukung pembelajaran kooperatif.

Fina Amru Millati, S.Kom

Staff Bidang 3 dan IT LPPM UNUSA

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *