DOSEN MENGABDI

Kampanye Peningkatan Pengetahuan Kader Dalam Upaya Pencegahan Risiko Pendengaran Pada Peringatan Hari Pendengaran Sedunia

Andi Roesbiantoro, dr., Sp.THT-KL
Fakultas Kedokteran, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Semua orang termasuk lansia bisa mengalami gangguan pendengaran, suatu kondisi di mana terjadi gangguan dalam proses pendengaran normal. Seiring bertambahnya usia disertai perubahan dan penurunan fungsi tubuh, salah satunya indera pendengaran. Dalam istilah medis, penurunan pendengaran padausia lanjut disebut Presbikusis. Kondisi ini tidak mengancam nyawa, akan tetapibisa dapat mempengaruhi kualitas hidup para pengidapnya.

Presbikusis adalah tuli saraf pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi secara lambat, beransur-angsur memberat dan terjadi pada kedua sisi telinga. Pendengaran Mulai Berkurang Presbikusis diawali dengan penurunan kemampuan mendengar suara bernada tinggi. Gejala ini berkembang dan membuat pengidap presbikusis sulit mendengar dalam kebisingan. Presbikusis akan terus memburuk seiring berjalannya waktu. Itu sebabnya penurunan akibat factor usia tidak bisa disembuhkan. Jika pendengaran hilang, kondisi ini bisa terjadi permanen. Itu sebabnya kita perlu diskusi kepada dokter saat mengalami terjadinya masalah penurunan pendengaran.

Dari permasalahan tersebut, Dosen UNUSA melakukan pengabdian kepada masyarakat Kampanye Peningkatan Pengetahuan Kader Dalam Upaya Pencegahan Risiko Pendengaran Pada Peringatan Hari Pendengaran Sedunia dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat di wilayah tersebut terkait pencegahan risiko pendengaran. Masyarakat yang hadir di kegiatan tersebut sangat antusias. Diharapkan dengan adanya pelaksanaan pengabdian measyarakat ini menjadikan kebermanfaatan bagi semua masyarakat khususnya masyarakat di wilayah Surabaya agar slalu berhati-hati dengan melakukan pencegahan risiko pendengaran.

Adapun gangguan pendengaran dapat disebabkan berbagai faktor, termasuk kelainan pada telinga luar, telinga tengah, atau telinga dalam, serta kerusakan pada saraf pendengaran, berikut beberapa gangguan pendengaran :

(1) Sensorineural terjadi akibat gangguan sensori atau saraf pada telinga bagian dalam. Pemicunya paparan suara keras, proses penuaan, obat-obatan yang merusak telinga (ototoksik), penyakit tertentu (misalnya meningitis), faktor genetik, trauma kepala, dan kelainan struktur pada telinga dalam. 

(2) Konduktif terjadi karena adanya suatu hambatan yang mengganggu penghantaran suara (konduksi) dari telinga luar melalui telinga tengah hingga sampai telinga dalam. Pemicunya penumpukan kotoran telinga, infeksi telinga, kerusakan gendang telinga, adanya benda asing dalam telinga, kelainan bentuk telinga, trauma pada telinga, dan sebab lain.

Akibat hal tersebut pasien lansia memiliki Gejala yang sering dapat dialami Kesulitan mendengar pembicaraan orang lain secara jelas atau kesalahan mendengar terutama pada situasi ramai, Sering meminta orang mengulang pembicaraan, Mendengarkan musik atau TV lebih keras dari orang biasa, Kesulitan mendengarkan saat menggunakan HP atau telepon, Kesulitan mendengar jika orang berbicara tidak berhadapan (misalnya dari belakang).

Fina Amru Millati, S.Kom

Staff Bidang 3 dan IT LPPM UNUSA

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *